Friday 10 July 2009

Seharian Bersama Teman-Temanku..

Akhirnya tiba juga hari yang sangat dinanti-nantikan... Waktunya nonton sebuah film yang katanya sangat spektakuler.. Keren banget, film wajib tonton bulan ini, bener-bener keren abis! Ya cuma kata-kata itu yang selalu saya dengar dari teman-teman saya tentang Transformer II Revenge of The Fallen. Yang setelah saya tonton juga ternyata sebanding dengan apa yang saya tonton. Luar biasa! Sebuah tontonan dua jam lebih yang benar-benar menegangkan dari awal sampai akhir.

Kami berdelapan nonton di Jakarta Teater jam 1.15 PM. Ada Diana, Wiwi, Vian, Harry, Abraham, Rian, saya dan Pak Ade. Awalnya sebelum nonton saya dan Abraham menyempatkan diri ke Circle K untuk membeli snack cemilan terus sebelum naek ke Studio 21 ada pemeriksaan oleh bapak-bapak satpam. Apa daya tadinya pengen ngemil murah meriah, snack-snack tersebut malah disuruh dititipin disitu. Damn! Yasudahlah... yang penting gak diambil hehe..

Awal-awal nonton kami sudah dihebohkan dengan adegan kejar-kejaran antara Autobot dan Decepticon (bener gak sih nama gengnya Megatron?) Apalagi kehadiran Megan Fox yang membuat udara seisi bioskop menjadi gerah. Fantastis! Menurut saya sendiri ketegangannya itu terasa dari awal sampai akhir. Penonton tidak dipersilahkan menghirup nafas bebas dan tidak berkedip samasekali ketika adegan bakuhantam robot-robot itu berlangsung. Saya sendiri sangat takjub sekali. Memang film kayak beginian paling pas nonton di bioskop!

Ada beberapa adegan yang paling berkesan dan masih terngiang-ngiang di otak saya. Yaitu adegan ketika Optimus Prime ditusuk dan mati, ketika si bocah jagoan (aduh lupa namanya siapa lagi...) nyaris mati ketika ingin membangkitkan Optimus di padang gurun, tiba-tiba close up Megan Fox dengan background langit dan ada helikopter lewat...(slow motion) Gila! Sinematografinya canggih abis... sangat artistik sekali! Dua adegan itu lumayan mengejutkan dan sangat dramatis! Jujur saya sangat terkesima sekali dibuatnya.

Dan keseluruhan film itu pun akhirnya terungkap. Dari awal sampai akhir kami pun dihibur dengan adegan visual efek robot-robot yang super dahsyat. Kalau mo dibilang film ini bener-bener nampol! Ibaratnya kalo makan soto, nasinya itu dikasih banyak, gak seperti warung-warung soto yang menyuguhkan soto dengan nasi yang cuma sekedar menggelitik alias dikit..hahaha. Malah si Abraham, Rian, Wiwi dan Vian sudah nonton rata-rata sekali atau dua kali. Si Rian tiga kali malah.

(film wajib tonton bulan ini)

Selesai menonton Diana dkk kecuali saya dan Harry pergi ke PRJ. Kami memutuskan untuk tidak ikut karena ingin sekali melihat pameran anak-anak Binus di Gedung 28, Kemang. Secara saya sudah berjanji dengan Tata untuk datang dan melihat. Setibanya disana saya dan hari pun langsung masuk ke pameran tersebut yang bisa dibilang karya-karyanya cuma sedikit tapi keren. Waduh anak-anak kampus saya masih perlu belajar banyak nih.. Ada beberapa karya DKV V yang sangat bagus dan menarik. Mereka sampai sudah membuat buku layaknya karya TA. Saya tertarik dengan sebuah buku yang ilustrasinya sangat imajinatif sekali.

Si Tata yang ingin saya temui pun tak kunjung kelihatan, tapi lumayan bisa berkenalan dengan salah satu anak Binus yang lumayan lucu, namanya Icha. :) Selain itu saya juga bertemu dengan Dika, hanya itu anak-anak Binus yang saya kenali. Kalau dipikir-pikir menarik juga bisa berpameran di luar kampus apalagi di daerah Kemang yang bisa dibilang jantungnya daerah anak-anak nongkrong Jakarta Selatan.

Sehabis dari Gedung 28 kami pun memutuskan untuk ke Aksara. Banyak sekali novel-novel grafis yang ingin sekali saya beli tapi mahal-mahal euy. Akhirnya saya hanya membeli 3 CD yang lagi clearance sale 50% yaitu The Beautiful Soul (Goldiggas, Headnodders & Pholk Songs), The Rosewood Thieves (From The Decker House) dan Tangtype (Flake Out). Nah Tangtype ini gua rada nyesel juga belinya, cuma gara-gara ilustrasi covernya menggoda tapi lagunya gak menghibur. Sial!

(The Beautiful South)

(The Rosewood Thieves)

(Tangtype)

Setelah ke Aksara kami pun melanjutkan perjalanan ke sebuah toko musik MG Blok M. Tanpa basa basi si Harry pun langsung melihat bas Hofner yang terpajang di semacam lemari kaca gitu. Setelah berdiskusi dan memperhatikan detail-detailnya beberapa menit si Harry pun meminta mas-mas penjaga untuk membuka boxnya. Wow! Tidak dapat dibayangkan saya memegang sebuah Hofner! (norak banget yak.. haha) Bas idaman saya berkat pengaruh The Beatles. Kebetulan bulan ini lagi mid year sale dan bas itu dihargai Rp 4.192.000,- setelah diskon 30% dari sekitar Rp 5.990.000,-. Aduh jadi kepingin banget nih untuk memiliki bas itu! Coba ah tar minta restu dari nyokap dulu hehehe. Tapi sebelumnya saya akan meninjau dulu perbedaan harganya di tempat lain. MG kota, Gramedia GI here I come...


Lovely Hofner!

Setelah puas melihat-lihat kami pun mencari makan di daerah Blok M. Kami pun memesan semangkok soto daging dan soto ceker (ini pesanan saya, sekedar coba-coba) dan harganya Rp 11.000,- tapi tidak sebanding dengan rasanya yang hambar. Hahahaha... Tapi untunglah ditraktir oleh Harry, thanks Har..

Hari ini sangat berkesan sekali!

Seandainya dari dulu saya bisa langsung mencurahkan unek-unek saya pastilah pikiran di kepala ini jadi enteng dan plong. Kebayang gak sih kalau masalah itu dipendam terus di kepala? Sangat jauh dari kata sehat. Untung ada blog ini... Saya jadi bisa banyak bercerita.

No comments:

Post a Comment

tanggalkan malumu dan tulislah satu dua baris kata..